Bitter Strawberry Cakes
Sepanjang jalan, aku hanya melihat ke jalan. Menatap
kosong. Memang jalan ini setiap sore selalu macet. Hingga bosanku datang dan
aku mengambil hpku, membuka twitter, dan mengetikkan kata-kata diatas keypadku ‘Otw to strawberry cakes with @bintangtama.
Anyone?’. Hanya meng-update itu,
lalu langsung exit.
Tiba-tiba, rasa sakit itu kembali datang. Yap! Pusing
yang menusuk-nusuk seluruh kepala, seperti ditusuk beribu-ribu jarum. Ini yang
aku alami dua minggu terakhir yang membuat aku sering melamun tak jelas. Ketika
searching di Google, search engine
terbesar di dunia –mungkin- itu adalah gejala leukimia. Tadinya jarang terjadi,
hanya beberapa hari sekali. Tapi minggu ini berbeda, jika aku kuat, ini terjadi
hanya sehari sekali. Tapi jika tidak, mungkin aku tidak masuk sekolah. Aku
hanya memegang kepalaku dan tampak rada pucat hingga tanpa aku sadari, Bintang
memperhatikanku sedari tadi.
“Kamu kenapa sayang?”
“Sedikit pusing aja kok, gapapa,” memberikan sedikit senyum kepadanya
agar ia tak khawatir.
“Yakin kuat? Mau pulang atau lanjutin?”
“Kuat kok sayang. Udah lama kan kita ga kayak gini.”
“Tapi kalo ga kuat jangan dipaksain. Bisa lain hari kan. Daripada kamu
sakit, terus ga masuk, hayoo?”
“Kuat! Kamu ga usah khawatir sayangku.”
Ternyata sudah sampai di strawberry cakes. Hampir sejam lamanya dari sekolah kami. Padahal,
jika di tempuh pada waktu senggang hanya 15 menit.
“Kamu aku pesenin yang biasa ya” kata Bintang di meja penuh kue-kue enak
itu.
Dan tiba-tiba…. Brrruuuukkkk…!!
“Karen, bangun. Kamu kenapa? Tolong bantuin gua siapapun, please. Tolong gotongin dia ke mobil gua!”
Lalu Bintang panik setengah mati, dia bbm Ezar sama
Nadia buat memberi tahu kalau aku pingsan disana. Sedang panik-paniknya, sang waiter di strawberry cakes memberitahu bill
pembelanjaan. Lalu, Bintang yang sedang panik, tersulut emosi.
“Sabar ya, Mbak. Saya lagi panik. Saya ga bakalan pergi kok, saya bakalan
bayar. Oh iya, black forest-nya
dibungkus aja.”
“Maaf ya mas, iya semuanya sudah saya bungkus.”
Setelah menyelesaikan pembayaran, dia kembali ke mobil.
Dan aku hanya bisa terkulai lemas, masih belum bisa membuka mata. ‘Karen, apa yang terjadi sama kamu sih
sampai kayak begini’ Tak lama, terdengar bbm masuk di hpku. Ternyata dari
Mrs.Castin. ‘Tumben hpnya ga di silent’
ujar Bintang dalam hatinya. Lalu ketika mencari dimana hp itu berada, Bintang
membalasnya ‘Dear Mrs.Castin that so kind
of my dear. This is Karen’s boyfriend.When I was with her, she was faint. I
don’t know what happen with her. But trust me, I’m sure she’s sick now.’
Lalu tak lama, Mrs.Castin membalas ‘Ok, I
trust you. Please take care of her. I believe, You’re good boy, what lucky girl
get you J’
***
Tak lama perjalanan dari strawberry cakes, sekitar 30 menit. Mobil Bintang sampai ke
rumahku. Bibi yang melihat aku tergulai lemas di mobilnya Bintang sangat
khawatir sekali. Bintang hanya menyuruh si bibi untuk membawakan black forest
dan tasku di dalam mobil. Dan akhirnya, Bintang menggendongku sampai ke kamar
berwallpaper putih dengan motif kupu-kupu di lantai dua. Lalu ia membaringkan
tubuhku ke atas tempat tidur. Tak lama, handphonenya Bintang bergetar ‘Bunda calling’
“Hah? Bunda? Ada apa dia nelpon? Apakah dia balik ke Indonesia?” ujarnya
dalam hati
“Den, Non Karen kenapa?”
“Pingsan tadi, Bi. Bi, nitip Karen ya. Black forestnya buat dia. Tolong
kasihin. Nih sama kue buat bibi. Aku pulang dulu ya, bi. Bunda ada dirumah
kayaknya”
“Oh yaudah, Den. Makasih banyak ya Den udah beliin Bibi kue ini. Pasti
mahal.”
Lalu ia mengangkat telepon dari bundanya yang sedari tadi
begetar tanpa henti.
“Bintang, kamu kemana aja sih? Dari tadi bunda telpon kamu tau gak? Tadinya
bunda minta jemput di soetta, gara-gara kamu lama, yaudah mama naik taksi.”
“I’m sorry my lovely mom. Karen was
faint while we were walked out together, so I drive out to her house. Sorry for
unconvenience mom”
“Ok, don’t do like that next time.
You can notice me before boy. What’s matter with her?”
“I don’t know what happen with her.
She didn’t tell me any problem. I just afraid. I’ll get there now. Wait me at
home mom”
Diakhiri teleponnya, lalu mengetik-ngetik keypad
handphonenya ‘I was afraid with you girl,
tell me what’s your problem. I am afraid if I lost you. I love you so much,
sincerely a boy who lived in your heart for 2 years.’ Tak lama, bbm itu delivered.. lalu Bintang pun mulai
berpikir apa yang ia lakukan selama ini. ‘Apa
mungkin ini karena kita sempat menjauh untuk beberapa saat? Maaf kalau
kesibukanku menyita waktu kita bersama. Maaf kalau kita baru bisa lakukan hal
ini kembali setelah 2 bulan aku sibuk dengan diriku sendiri. Dengan duniaku.
Maaf’
***
Ketika aku membuka
mata, aku terkaget. Aku berada di kamarku. Aku tak mengingat apa yang terjadi
padaku, yang aku ingat hanya aku berada di strawberry
cakes. Lalu, aku mengambil hpku yang ada di tas di sampingku. Ternyata banyak
bbm dan beberapa mention.
‘Nadia Hutagallung: Ra, lo kenapa?
Kata Bintang lo pingsan? Gue khawatir. Sorry baru tau, ra. Baru pulang dari
rumahnya Ezar.’
Sepertinya mereka terlahir berjodoh, ternyata ada bbm
juga dari Ezar.
‘Ezar Rizky Niscala: Lo kenapa ren?
Bintang panik gila. Dia khawatirin lo. Gua sama Nadia jadi buru-buru kesana,
pas kesana gada lo berdua.’
Dan yang terakhir, siapa lagi kalau bukan orang yang
mengkhawatirkanku dari beberapa jam yang lalu. Dan aku teringat. Aku harus
latihan balet dengan Mrs.Castin! Tak lama berbunyi lagi hpku itu. Ternyata bbm
lagi.
‘Bintang Pratama: Kamu udah
bangun? Kalau udah, dan baca bbm ini,
aku mau minta maaf tadi lancang. Tadi aku baca bbm dari Mrs.Castin, aku bales
juga. Takut kamu diomelin sama Mrs.Castin.’
Ternyata sebelum bbm itu, dia mengirim bbm juga. Tak
lama bibi masuk ke kamar hanya untuk mengecek keadaanku baik-baik saja.
Mengingat Bintang tadi menitipkan amanat sama bibi.
“Eh non udah bangun, tadi den Bintang yang nganter non ke kamar. Di kulkas
ada black forest non darinya, mau bibi ambilin ga?”
“Ga usah, Bi. Nanti aku ambil sendiri. Kalau bibi mau potong aja ya. Oh
ya, katanya dia aku kenapa, Bi?”
“Katanya, Non pingsan. Tadi dia buru-buru, katanya bundanya pulang.”
“Oh, makasih ya, Bi,” sambil tersenyum kecil lalu bibi pergi meninggalkan
kamarku. Lalu aku mengambil hpku kembali membalas bbm dari Bintang.
‘Karenina Fujiko Azzahra: Makasih
ya sayang udah nganter aku mpe ke kamar dari strawberry cakes . Pasti
pegel-pegel ya? Maaf ngerepotin kamu ya, ntang. Bunda balik? Kangen deh. I love
you too baby :* Makasih black forestnya juga’
‘Bintang Pratama: Your welcome my
little honey pumpkin :*. Kamu tau dari mana bunda balik? Bibi cerita ya? Maaf
gabisa nungguin kamu sampe kamu bangun.’
‘Karenina Fujiko Azzahra: Iya bibi
yang cerita. Gapapa kok sayang. Bunda sampai kapan ada disini?’
‘Bintang Pratama: Sampai besok aja.
Cuman mau nengok sebentaran aja katanya. Itu juga karena colleganya ada di
Singapore, makanya sempet kesini walaupun cuman semalem.’
‘Karenina Fujiko Azzahra: Oh gitu’
Setelah itu, aku tak membalas bbm dari Bintang dan juga
Nadia serta Ezar. ‘just read’. Lalu
aku membuka twitter. Ternyata beberapa ‘fans’
aku me-retweet tweet terakhir aku. About 4 hours ago. Ternyata Bintang
salah satu diantaranya. ‘Tumben dia buka
twitter. Biasanya dia males banget’ ujarku dalam hati. Karena penasarannya,
aku membaca timelinenya. Diantaranya:
‘Ada apa sih Karen? Gua penasaran banget mau tau. Tapi dia gamau cerita
sama gua’
‘Sayang banget sama @karenrara :*’
‘Gua harap lo ga kenapa-kenapa’
‘Gua kangen lo yang dulu, ren!’.
Aku hanya membalasnya:
‘@bintangtama tumben kamu on’
‘aku juga
sayang sama kamu, ntang ({♥}) RT @bintangtama: Sayang banget sama
@karenrara :*’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar