Cuteki christmas cards

Jumat, 07 September 2012

star chocolate for the last-- chapter 4


Bitter Strawberry Cakes
Sepanjang jalan, aku hanya melihat ke jalan. Menatap kosong. Memang jalan ini setiap sore selalu macet. Hingga bosanku datang dan aku mengambil hpku, membuka twitter, dan mengetikkan kata-kata diatas keypadku ‘Otw to strawberry cakes with @bintangtama. Anyone?’. Hanya meng-update itu, lalu langsung exit.
Tiba-tiba, rasa sakit itu kembali datang. Yap! Pusing yang menusuk-nusuk seluruh kepala, seperti ditusuk beribu-ribu jarum. Ini yang aku alami dua minggu terakhir yang membuat aku sering melamun tak jelas. Ketika searching di Google, search engine terbesar di dunia –mungkin- itu adalah gejala leukimia. Tadinya jarang terjadi, hanya beberapa hari sekali. Tapi minggu ini berbeda, jika aku kuat, ini terjadi hanya sehari sekali. Tapi jika tidak, mungkin aku tidak masuk sekolah. Aku hanya memegang kepalaku dan tampak rada pucat hingga tanpa aku sadari, Bintang memperhatikanku sedari tadi.
“Kamu kenapa sayang?”
“Sedikit pusing aja kok, gapapa,” memberikan sedikit senyum kepadanya agar ia tak khawatir.
“Yakin kuat? Mau pulang atau lanjutin?”
“Kuat kok sayang. Udah lama kan kita ga kayak gini.”
“Tapi kalo ga kuat jangan dipaksain. Bisa lain hari kan. Daripada kamu sakit, terus ga masuk, hayoo?”
“Kuat! Kamu ga usah khawatir sayangku.”
Ternyata sudah sampai di strawberry cakes. Hampir sejam lamanya dari sekolah kami. Padahal, jika di tempuh pada waktu senggang hanya 15 menit.
“Kamu aku pesenin yang biasa ya” kata Bintang di meja penuh kue-kue enak itu.
Dan tiba-tiba…. Brrruuuukkkk…!!
“Karen, bangun. Kamu kenapa? Tolong bantuin gua siapapun, please. Tolong gotongin dia ke mobil gua!”
Lalu Bintang panik setengah mati, dia bbm Ezar sama Nadia buat memberi tahu kalau aku pingsan disana. Sedang panik-paniknya, sang waiter di strawberry cakes memberitahu bill pembelanjaan. Lalu, Bintang yang sedang panik, tersulut emosi.
“Sabar ya, Mbak. Saya lagi panik. Saya ga bakalan pergi kok, saya bakalan bayar. Oh iya, black forest-nya dibungkus aja.”
“Maaf ya mas, iya semuanya sudah saya bungkus.”
Setelah menyelesaikan pembayaran, dia kembali ke mobil. Dan aku hanya bisa terkulai lemas, masih belum bisa membuka mata. ‘Karen, apa yang terjadi sama kamu sih sampai kayak begini’ Tak lama, terdengar bbm masuk di hpku. Ternyata dari Mrs.Castin. ‘Tumben hpnya ga di silent’ ujar Bintang dalam hatinya. Lalu ketika mencari dimana hp itu berada, Bintang membalasnya ‘Dear Mrs.Castin that so kind of my dear. This is Karen’s boyfriend.When I was with her, she was faint. I don’t know what happen with her. But trust me, I’m sure she’s sick now.’ Lalu tak lama, Mrs.Castin membalas ‘Ok, I trust you. Please take care of her. I believe, You’re good boy, what lucky girl get you J
***
Tak lama perjalanan dari strawberry cakes, sekitar 30 menit. Mobil Bintang sampai ke rumahku. Bibi yang melihat aku tergulai lemas di mobilnya Bintang sangat khawatir sekali. Bintang hanya menyuruh si bibi untuk membawakan black forest dan tasku di dalam mobil. Dan akhirnya, Bintang menggendongku sampai ke kamar berwallpaper putih dengan motif kupu-kupu di lantai dua. Lalu ia membaringkan tubuhku ke atas tempat tidur. Tak lama, handphonenya Bintang bergetar ‘Bunda calling’
“Hah? Bunda? Ada apa dia nelpon? Apakah dia balik ke Indonesia?” ujarnya dalam hati
“Den, Non Karen kenapa?”
“Pingsan tadi, Bi. Bi, nitip Karen ya. Black forestnya buat dia. Tolong kasihin. Nih sama kue buat bibi. Aku pulang dulu ya, bi. Bunda ada dirumah kayaknya”
“Oh yaudah, Den. Makasih banyak ya Den udah beliin Bibi kue ini. Pasti mahal.”


Lalu ia mengangkat telepon dari bundanya yang sedari tadi begetar tanpa henti.
“Bintang, kamu kemana aja sih? Dari tadi bunda telpon kamu tau gak? Tadinya bunda minta jemput di soetta, gara-gara kamu lama, yaudah mama naik taksi.”
“I’m sorry my lovely mom. Karen was faint while we were walked out together, so I drive out to her house. Sorry for unconvenience mom”
“Ok, don’t do like that next time. You can notice me before boy. What’s matter with her?”
“I don’t know what happen with her. She didn’t tell me any problem. I just afraid. I’ll get there now. Wait me at home mom”
Diakhiri teleponnya, lalu mengetik-ngetik keypad handphonenya ‘I was afraid with you girl, tell me what’s your problem. I am afraid if I lost you. I love you so much, sincerely a boy who lived in your heart for 2 years.’ Tak lama, bbm itu delivered.. lalu Bintang pun mulai berpikir apa yang ia lakukan selama ini. ‘Apa mungkin ini karena kita sempat menjauh untuk beberapa saat? Maaf kalau kesibukanku menyita waktu kita bersama. Maaf kalau kita baru bisa lakukan hal ini kembali setelah 2 bulan aku sibuk dengan diriku sendiri. Dengan duniaku. Maaf’
***
                Ketika aku membuka mata, aku terkaget. Aku berada di kamarku. Aku tak mengingat apa yang terjadi padaku, yang aku ingat hanya aku berada di strawberry cakes. Lalu, aku mengambil hpku yang ada di tas di sampingku. Ternyata banyak bbm dan beberapa mention.
‘Nadia Hutagallung: Ra, lo kenapa? Kata Bintang lo pingsan? Gue khawatir. Sorry baru tau, ra. Baru pulang dari rumahnya Ezar.’
Sepertinya mereka terlahir berjodoh, ternyata ada bbm juga dari Ezar.
‘Ezar Rizky Niscala: Lo kenapa ren? Bintang panik gila. Dia khawatirin lo. Gua sama Nadia jadi buru-buru kesana, pas kesana gada lo berdua.’
Dan yang terakhir, siapa lagi kalau bukan orang yang mengkhawatirkanku dari beberapa jam yang lalu. Dan aku teringat. Aku harus latihan balet dengan Mrs.Castin! Tak lama berbunyi lagi hpku itu. Ternyata bbm lagi.
‘Bintang Pratama: Kamu udah bangun?  Kalau udah, dan baca bbm ini, aku mau minta maaf tadi lancang. Tadi aku baca bbm dari Mrs.Castin, aku bales juga. Takut kamu diomelin sama Mrs.Castin.’
Ternyata sebelum bbm itu, dia mengirim bbm juga. Tak lama bibi masuk ke kamar hanya untuk mengecek keadaanku baik-baik saja. Mengingat Bintang tadi menitipkan amanat sama bibi.
“Eh non udah bangun, tadi den Bintang yang nganter non ke kamar. Di kulkas ada black forest non darinya, mau bibi ambilin ga?”
“Ga usah, Bi. Nanti aku ambil sendiri. Kalau bibi mau potong aja ya. Oh ya, katanya dia aku kenapa, Bi?”
“Katanya, Non pingsan. Tadi dia buru-buru, katanya bundanya pulang.”
“Oh, makasih ya, Bi,” sambil tersenyum kecil lalu bibi pergi meninggalkan kamarku. Lalu aku mengambil hpku kembali membalas bbm dari Bintang.
‘Karenina Fujiko Azzahra: Makasih ya sayang udah nganter aku mpe ke kamar dari strawberry cakes . Pasti pegel-pegel ya? Maaf ngerepotin kamu ya, ntang. Bunda balik? Kangen deh. I love you too baby :* Makasih black forestnya juga’
‘Bintang Pratama: Your welcome my little honey pumpkin :*. Kamu tau dari mana bunda balik? Bibi cerita ya? Maaf gabisa nungguin kamu sampe kamu bangun.’
‘Karenina Fujiko Azzahra: Iya bibi yang cerita. Gapapa kok sayang. Bunda sampai kapan ada disini?’
‘Bintang Pratama: Sampai besok aja. Cuman mau nengok sebentaran aja katanya. Itu juga karena colleganya ada di Singapore, makanya sempet kesini walaupun cuman semalem.’
‘Karenina Fujiko Azzahra: Oh gitu’
Setelah itu, aku tak membalas bbm dari Bintang dan juga Nadia serta Ezar. ‘just read’. Lalu aku membuka twitter. Ternyata beberapa ‘fans’ aku me-retweet tweet terakhir aku. About 4 hours ago. Ternyata Bintang salah satu diantaranya. ‘Tumben dia buka twitter. Biasanya dia males banget’ ujarku dalam hati. Karena penasarannya, aku membaca timelinenya. Diantaranya:
 ‘Ada apa sih Karen? Gua penasaran banget mau tau. Tapi dia gamau cerita sama gua
Sayang banget sama @karenrara :*
Gua harap lo ga kenapa-kenapa
Gua kangen lo yang dulu, ren!’.
Aku hanya membalasnya:
‘@bintangtama tumben kamu on
aku juga sayang sama kamu, ntang ({}) RT @bintangtama: Sayang banget sama @karenrara :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar