Cuteki christmas cards

Jumat, 07 September 2012

star chocolate for the last-- chapter 2


Sinar Matahari Ms.Linda
                Setelah melewati jam-jam penuh perjuangan, hm…maksudku, pelajaran yang tidak bisa dipahami olehku. Bagaikan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh kaca, otakku seperti kaca dan rumus bagaikan sinar mataharinya.
“Ra, itu maksudnya apaan sih? Ishh… ga ngerti. Lo nyatet ga? Gue liat dong?” Aku tak menjawab. Masih melamun.
“Ra, lo denger ga sih?” dia menarik buku tulis yang ada di mejaku. “Ra, lo dari tadi ngapain aja? Ga nyatet? Lo ngelamun lagi ya?”
“Hah? Ada apaan, Nad? Oh itu, gampang itu mah,” ujarku mengelak
“Bener? Gue pinjem buku paket lo dong. Gue lupa tadi bawa buku.”
“Ambil aja di tas. Sini buku gw. Main ambil-ambil aja. Gw mau lanjutin nyatet.”
Sambil mengacak-acak isi tas. Ternyata Nadia. Nadia adalah soulmate-ku semenjak kelas 10. Herannya, walaupun ada pertukaran kelas ketika kelas 11, -mungkin ditakdirkan untuk bersama- kita bertemu lagi di kelas yang sama. Dia duduk sebelah kiriku. Setelah mengacak-acak si tasku, dia melihat hpku.
“LED-nya merah tuh, pasti bbm dari Bintang”
“Kalo bukan, Nad? Sok tau, lo!” Aku langsung melanjutkan mencatat apa yang di papan tulis.
“Gue buka nih yak. Tuh, kan bener. ‘Bintang Pratama: Sayang, mau ga nanti ke strawberry cakes? Aku tunggu nanti di parkiran. Kamu ga bawa mobil kan?’ Ciyeelah…” sambil teriak, hingga akhirnya…
Prrrrooooottttttttt. Tiba-tiba sebuah penghapus papan tulis melayang dari tangan dari Ms. Linda, guru fisika kami dan penghapus itu mendarat di kepala Nadia. Semua mata di kelas langsung tertuju pada seseorang yang dikenai itu. Sementara, Nadia masih mengelus-elus kepalanya yang masih sakit.
“Nadia Hutagallung, tadi kamu ngapain berisik-berisik? Lagi ngapain kamu?”
Nadia panik, lalu mencari alasan-alasan agar tak kena hukuman. “Hm..ini bu, pinjem bukunya Rara.”
“Ga usah mengelak kamu! Now, you get out from my class! I’ll bring you to headmaster room, after this class done.”
“Please, Miss, it’s just little problem. Don’t bring me there.”
“But you bother everyone in this class!”
“Please, I hope…” sambil memajang muka melas agar tidak dibawa ke ruang kepsek. Dan akhirnya Ms. Linda luluh.
“Ok, for this time I give you a chance. But, for next time. I don’t know what happen to you, do you understand?”
“Ok, thanks a lot miss.”
***
Nadia langsung keluar kelas. Dia memang anak yang seperti itu. Tapi aku agak sedikit kasihan melihat Nadia kena hukuman seperti itu. Memang sekolah ini terlalu ‘lebay’ peraturannya. Salah sedikit berurusan dengan kepsek, apa-apa kepsek. Ketika hening, dan Ms. Linda melanjutkan menuliskan ‘sinar mataharinya’, aku membalaskan bbm dari Bintang. Sempet kaget melihat hpku, penuh dengan sms, missed call dan bbm darinya, serta notifikasi social network darinya pula.
‘Karenina Fujiko Azzahra: Aku lagi pelajaran Ms. Linda. Maaf baru bales, tadi Nadia kena hukuman gara-gara baca bbm kamu. Yaudah nanti aku mau. Tapi ga lama kan? Aku mau latihan balet buat pentas nanti.’
Seketika Bintang membalas dengan cepat, pertanda di kelasnya tak ada guru yang mengajar.
‘Bintang Pratama: Ok, I’ll promises it my little honey pumpkin :*’
***
Ketika melewati jam istirahat kedua dan akhirnya bel pulang pun berbunyi. Ternyata Bintang sudah di depan kelasku. Dia langsung menghampiri Nadia yang mukanya masih rada absurd, mungkin efek dari ‘Nasihat Ms.Linda’.
“Hey, Nad. Sorry bikin lo dihukum ya. Katanya Karen, lo dihukum gara-gara baca bbm dari gua yak?”
“Hm….”
“Nad, jangan marah dong. Nanti Ezar ga suka lagi lho sama lo.”
“Boam!!”
“Gua aduin lo yak sama Ezar!”
“Gih sana. Ga takut gue sama Ezar.”
“Yaudah gua bbm Ezar nih.”
“Ezar ga pake paket. Bbmnya off. Mampus lo mau ngasih tau lewat apa?”
“Nanti kalo ketemu, gua kasih tau. Udah ah gua mau ke pumpkin gua dulu. Daaaaaahhhhh…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar