Menderita sakit maag dari kelas 4 sd, berbagai macam obat sudah dicoba dari promag, mylanta hingga antasida doen. Dari yg dosisnya cuman 5 ml sampe 15ml.
.
Parno? Pasti. Dari seringnya ke dokter, diagnosanya tada yg memberikan hasil lebih baik, malah sebaliknya:')
Dari yang namanya maag biasa, tifus, radang lambung, radang usus besar, radang usus 12 jari, nyeri ulu hati, pembengkakan liver, dan yang terakhir... lambung saya tipis, sudah ada luka dan minggu depan harus cek lab:""")
.
Dari yang setiap pagi hanya mengalami melilit biasa, lalu sendawa, lalu selalu ngerasa cairan kapur naik ke mulut, hingga akhirnya muntah cairan putih setiap paginya. Tiap malem ngerasain heartburn, sesak nafas, gabisa tidur. Pingsan mengintai setiap saat:")
Hingga yang akhir-akhir ini terjadi, muntah darah di pagi hari, muntah berwarna kuning, rambut rontok parah walaupun sudah potong pendek:')
.
Mungkin yg dilihat selama ini hany suka bangun malem ngerjain tugas, iya ngerjain tugas sambil menikmati rasa sakitnya. Subhanallah, indah loh:') jadi tau rasanya nikmat sehat itu anugrahnya besar sekali..
.
Yang saya tau, waktu terdekat adalah kematian. Ntah saya ataupun kalian yang duluan, tak pernah tahu. Saya mencoba untuk melakukan hal-hal yang berkesan baik walaupun mungkin ada banyak pula yg mengira saya salah, tak menyukainya, membenci, dan masih banyak hal lainnya. Saya mencoba untuk berinstropeksi diri, menghukum diri saya sendiri disaat diri saya sendiri tak boleh banyak pikiran karena akan menambah parahnya sakit ini.
Saya mencoba untuk berubah. Ya! Dan ternyata apa, memang tak bisa mengubah sudut pandang mereka.
.
Saya tak tahu ini feeling apa, yang jelas semenjak seminggu kemarin saya merasakan feeling “aku mau pulang kerumah” padahal sudah dirumah. “lagi males jalan jauh-jauh, yang deket aja ya?” — alasan setiap diajak pergi akhir-akhir ini.
Satu hal yang saya takuti, jika memang saya waktunya untuk “pulang” banyak orang yang belum memaafkan kesalahan² saya, belum banyak yg bisa melihat saya sudah berubah, cukup kah bekal saya untuk sampai “rumah sesungguhnya”? Saya ingin “pulang” tapi beban dosa ini belum juga berkurang...:')
.
Saya tak berharap agar kalian bisa merasakan apa yang saya rasakan, ataupun kasihan sama saya. Saya ingin bahagia menurut cara saya, saya ingin tak tersakiti lagi, bisa kahh, Tuhan?:')
.
.
.
La basaa thohurun, Insya Allah. Insya Allah saya ikhlas, ntah ini hukuman atau cobaan yang Kau berikan, aku mencoba untuk ikhlas dan menghadapinya dengan senyuman.
Melepaskan hal-hal yang menyakiti, biarkan ia dapat yang terbaik. Dibandingkan memaksa, memohon, bersujud dihadapannya untuk mengatakan sejujurnya dan kata sebuah “tidak” yang sulit terucap dari mulutnya.
Quotes I'd ever read says that “Letting go is part of loving someone deeply inside”.
kamu kuat han! kuat kuat biidznillah
BalasHapusTerima kasih cantikkuuuu!!😘😘😘 doakan saja yaaa:')❤❤
Hapus