3.2
Penyebab-penyebab Terjadinya Pemanasan Global
3.2.1 Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi
yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
dalam bentukradiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini
mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara
lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap
dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan
tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan
global menjadi akibatnya.
3.2.2 Efek Umpan Balik
Efek-efek dari agen
penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan
oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan
air absolut di udara,kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat
dibalikkan secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.
Efek-efek umpan balik
karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat
dari bawah, awan akan memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas,
awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke
angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu
seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat.
Umpan balik penting
lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.Ketika
temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan
yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air
dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif
akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk
menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan
oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang
rendah.
2. Menurut saya, paragraf diatas merupakan
berpola pikiran secara deduktif karena mengambil dari gejala yang umum
mayoritas orang tahu lalu ditarik ke masalah khusus.
3. Metode ilmiah atau proses ilmiah
(bahasa Inggris: scientific method)
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
4. Manfaat dari memelajari metode
ilmiah:
a.
Meningkatkan keterampilan dalam
mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis.
b.
Meningkatkan keterampilan dalam menulis
berbagai karya tulis.
c.
Meningkatkan pengetahuan tentang
mekanisme penulisan karangan ilmiah
5. Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau
elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan
sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan
penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk
memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga
merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang
menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua
pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.
Dalam perspektif lain
“sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan
berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain,
menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan,
merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis
Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu
pandangan dunia.
Beberapa contoh dari
pernyataan Sintetik adalah :
1.
Langit itu biru.
2.
Budi adalah pria yang menyebalkan
3.
Anjing itu galak
4.
Jerapah memiliki empat kaki
Sintesis Menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu kepada
pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Contoh :
1.
Ilmu adalah aktifitas
2.
Ilmu adalah metode
3.
Ilmu adalah produk
Referensi:
http://omdompet.blogspot.co.id/2014/01/ringkasan-abstrak-dan-sintesis.html
diakses pada tanggal 31 Oktober 2015, pukul 21:20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
diakses pada tanggal 31 Oktober 2015, pukul 21:12.
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-global.html
diakses pada tanggal 31 Oktober 2015, pukul 21:11.