Cuteki christmas cards

Jumat, 05 September 2014

Commuterline Jabodetabek, sudah baik kah?

Hellooooo! Maaf baru sempat bloging dan berbagi cerita lagi. Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman aku menjadi pengguna setia perjalanan commuterline.
Hm.....ketika saya menginjak masa yang lebih tinggi lagi, alias kuliah. Saya memilih salah satu pts di daerah Depok, sedangkan saya sendiri berdomisili di daerah Bekasi. Jadi, untuk menempuh perjalanan menuju tempat perkuliahan, saya menggunakan commuterline. Mengapa saya memilih menggunakan layanan jasa kereta api commuterline Jabodetabek? Pertama karena ketika awal masuk kuliah, kebetulan saya kebagian di kampus yang dekat dengan stasiun. Yang kedua, karena harganya lebih terjangkau untuk kantong mahasiswa. Dan yang terakhir, lebih aman dan nyaman.
Awalnya saya berpikir seperti itu...
Namun, makin kesini...pengguna commuterline semakin banyak dan semakin parah desakannya. Mungkin karena mereka sudah berdalih ke transportasi massal yang aman, nyaman, dan murah. Serta mungkin lebih efiesien dalam waktu, karena macetnya Jakarta semakin hari semakin tak terelakkan.
Selama satu semester, saya kuliah pulang pergi Depok-Bekasi. Karena jadwal mahasiswa semester 1 belum terlalu padat.
Terkadang, saya sebal dengan keadaan ini. Saya naik dari St.Bekasi, namun kereta sudah penuh. Bahkan sudah ada yang berdiri. Insane! Gimana bisa? Awalnya saya berpikir seperti itu, tapi lama-kelamaan saya tahu. Ternyata mereka naik menuju arah Bekasi dan balik lagi ke Jakarta demi mendapatkan tempat duduk! Dan salah satu yang paling saya sebalkan, sudah tau kereta terlalu penuh. Masih ada saja yang memaksa masuk. Wajar sih kalau karena waktu, tapi seharusnya mereka memikirkan juga bagaimana penumpang lain yang sudah ada di dalam kereta dan bernafas pun susah.
Dan satu hal lagi, yang saya sering dengar dari ibu-ibu para pengguna commuterline "Daripada nahan, mending nyender aja dek". Pernah terpikir gak sih itu ibu-ibu kalau yg jadi nahan itu?? Menurut saya sih sama saja, dipinggir deket jendela atau yang ditengah-tengah. Sama-sama bertahan. Cuman ada beberapa pengguna yang -enakbanget- menyender.
Lagi awal-awal hanya pegal-pegal, lalu ngilu-ngilu. Sampai pada titik klimaksnya, minggu ke-3 bulan kemarin. Saya berangkat ke kampus pagi-pagi, dan kereta pemberangkatan selanjutnya masih berada di St.Jatinegara. Karena saya terburu-buru, akhirnya saya masuklah ke kereta itu. Sudah penuh, namun tak terlalu berdesak-desakkan. Keadaan itu berlangsung hingga St.Klender Baru (biasa terkenal Pondok Kopi). Namun, setelah memasuki St.Buaran, desakkan lebih parah dan saya bertahan dengan posisi miring bertahan di dekat jendela sampai St.Manggarai. Pada saat itu, saya merasakan ngilu yang teramat sakit, yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Ngilu, panas, sakit. Itu yang saya rasa, bahkan sebelum turun (transit di St.Manggarai), saya hampir tak bisa bergerak sama sekali kaki sebelah kiri saya. Namun, kereta ingin melanjutkan perjalanan berikutnya. Saya buru-buru lah untuk turun, dengan menyeret-nyeret kaki sebelah kiri saya. Setelah sampai di peron, saya berdiri diam tak bisa bergerak. Sampai akhirnya saya mencoba untuk bergerak, dan terdengar bunyi "krek" dari lutut sebelah kiri saya. Namun saya bisa berjalan dengan rada normal, namun tak terasa sakit. Hingga akhirnya, minggu berikutnya saya baru merasakan ngilu yang teramat parah. Saya hanya diam dirumah dan mengoleskan salep meredakan ngilu sendi-sendi. Karena saya pikir mungkin hanya ngilu biasa yang saya sering alami. Namun, tak kunjung sembuh, akhirnya saya check-up lah ke RSUD, divisi ortopedi. Dan benar praduga sebelumnya, lutut saya bergeser. Dan harus terapi kecil dirumah setiap pagi dan sore selama 6 bulan.
keadaan lutut saya yang bengkok
Mungkin ini memang salah satu kritik sekaligus saran untuk PT KAI Commuterline Jabodetabek agar meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan Commuterline Jabodetabek. Dan semoga ditambah lagi armadanya, agar kejadian seperti saya ini tak terulang bagi pengguna yang lain. Menurut saya, commuterline saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan ketika saya masih berada di bangku SMA. Namun, karena keterbatasan ini lah, mungkin ada beberapa warga Jabodetabek yang masih menggunakan kendaraan pribadi. Seperti alasan yang saya sudah jelaskan diatas, mungkin dengan makin banyaknya armada, kita bisa mewujudkan mimpi agar warga Jakarta dan beberapa kota satelit bisa berdalih ke alat transportasi umum guna mengurai kemacetan, efisiensi waktu, dan yang pasti harus ramah lingkungan:)

Info mengenai Kereta Commuterline Jabodetabek, bisa dilihat disini:
http://id.wikipedia.org/wiki/KA_Commuter_Jabodetabek,
http://www.krl.co.id/BERITA-TERKINI/problem-tersisa-di-krl-jabodetabek-yang-harus-dibereskan.html,
http://finance.detik.com/read/2013/04/04/121820/2211359/4/mengintip-rencana-pembangunan-jaringan-kereta-di-jabodetabek-2020,
http://www.koran-sindo.com/node/401699.

Tambahan Tips Perjalanan (dikutip dari http://www.krl.co.id/tips-perjalanan.html)
  • Yakinkan anda dalam keadaan sehat.
  • Rencanakan dengan tepat, waktu dan tujuan perjalanan Anda yang hendak dicapai.
  • Periksa dengan seksama jadwal Kereta Api tujuan anda, bila anda merasa kurang yakin dan ragu, sebaiknya segera dapatkan informasi dari petugas resmi.
  • Membawa barang dan uang tunai secukupnya, dompet sebaiknya jangan ditaruh di saku. Siapkan selalu uang receh secukupnya dan simpan di saku baju/celana depan .
  • Barang berharga lainnya (dompet, telepon selular, dll) disimpan saja dibagian dalam (terhalang oleh barang lain) tas atau ransel yang selalu Anda pegang. Tas atau ransel itu sebaiknya digendong di depan atau selalu dalam jangkauan pandangan mata Anda.... jangan lupa juga silent-kan telepon selular anda.
  • Pakailah pakaian yg sopan dan berbahan nyaman..., khusus untuk kaum wanita pekerja kantoran yg harus menggunakan sepatu berhak tinggi atau rok (mini) di tempat kerjanya, disarankan anda sekalian memakai celana atau sepatu/sandal pengganti selama dalam perjalanan.
  • Hindari penggunaan perhiasan yang berlebihan dan penggunaan barang-barang berharga seperti telepon selular atau kamera.
  • Belilah tiket pada loket penjualan tiket.
  • Kereta yang kosong atau sesak sama bahayanya, dua kondisi itu ideal bagi pencopet. Mereka biasa bergerombol, tiga sampai lima orang. Modus gerombolan pencopet sangat banyak tetapi umumnya mereka berusaha mengalihkan perhatian korban dengan menjatuhkan barang atau menawarkan sesuatu. Begitu perhatian korban terbagi, aggota komplotan yang lain beraksi.
  • Dalam Kereta yang sesak, Anda perlu waspada saat naik atau turun. Jika Anda merasa dihalang-halangi saat naik atau turun, waspadalah, hal itu bisa menjadi tanda bahwa pencopet tengah beraksi.
  • Tetap waspada, jangan menerima tawaran minuman atau makanan dari orang yang baru Anda kenal. Dalam banyak kasus, orang terbius setelah makan atau minum minuman atau makanan yang ditawarkan oleh orang yang baru dikenal. Jika ada tawaran seperti itu tolaklah dengan santun.
  • Jangan memberi kesan anda sedang bingung… pelaku kriminal bisa membedakan dari raut wajah seseorang, apakah anda sasaran empuk.
  • Kalau sudah dekat dengan tempat tujuan (lokasi turun) segera merapat ke pintu.
  • Berdoalah senantiasa menurut agama dan kepercayaan masing-masing sebelum perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar