Cuteki christmas cards

Selasa, 28 Februari 2017

Perkembangan Sejarah Akuntansi Internasional.

Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional
Untuk mengetahui laba atau rugi, pedagang-pedagang dari Genoa pada pertengahan abad ke-14, cukup menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan membandingkannya dengan harta yang dibawa pada waktu berangkat berlayar. Perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu pelayaran. Pada akhir abad ke-15, tepatnya tahun 1494, keluar buku pertama yang berbicara mengenai akuntansi. Buku itu berjudul “Summa De Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang dikarang oleh Luca Pacioli. Buku ini merupakan tonggak sejarah dalam bidang akuntansi. Di dalamnya memuat cara-cara pembukuan yang sampai kini masih banyak dimuat.
            Peran Romawi sebagai gelanggang percaturan politik dunia surut pada akhir abad ke-15. Ditambah dengan penemuan belahan dunia dan jalur perdagangan baru, pusat perdagangan pindah ke Spanyol dan Portugal, kemudian ke Belanda. Sejalan dengan perpindahan pusat perdagangan tersebut sistem akuntansi Romawi, yang telah dikembangkan sebelumnya, juga ikut pindah ke negara-negara ini. Kemajuan mencolok dalam bidang akuntansi sejak perpindahan tersebut adalah mulai dimuatnya perhitungan laba rugi tahunan. Hal ini kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca pada setiap saat setelah jangka waktu tertentu. Pada tahun 1673, Prancis mengharuskan kepada setiap perusahaan di negaranya untuk membuat neraca perdagangan paling tidak sekali dalam dua tahun.
            Abad ke-19 ditandai dengan kejadian-kejadian ekonomi penting, yang akibatnya juga terasa di bidang akuntansi. Dalam abad ini, revolusi industri berkecamuk di daratan Eropa. Dampak langsung dari perubahan teknologi industri tersebut adalah berkembangnya bidang akuntansi biaya dan munculnya konsep penyusutan. Di abad ke-20, perkembangan besar terjadi pada tahun 1930. Pada saat itu, untuk pertama kalinya diadakan pembahasan antara New York Exchange dengan American Institute of Certified Public Accountant guna menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh perusahaan yang saham-sahamnya terdaftar di bursa. Sebelumnya, pada tahun 1925, Inggris telah mengeluarkan undang-undang yang mengatur sistem pelaporan keuangan. Sejak saat ini perkembangan banyak berkisar pada praktik-praktik akuntansi, termasuk digunakannya komputer setelah perang dunia ke-2.
            Akuntansi masa kini telah berkembang dalam tahap masa kedewasaan menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global. Keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional menjadi sangat penting untuk mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional.
Beberapa karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional antara lain;
1.      Bisnis Internasional
2.      Hilangnya batasan-batasan antar-negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
3.      Ketergantungan pada perdagangan internasional

Menurut Choi dan Muller (1998; 1), bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu;
1.      Faktor Lingkungan,
2.      Internasionalisasi dari Disiplin Akuntansi, dan
3.      Internasionalisasi dari Profesi Akuntansi.

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional
1.    Sumber pendanaan
Negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sedangkan dalam negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2.    Sistem Hukum
Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hokum kode (sipil) dan hokum umum (kasus). Hokum kode diambil dari hokum Romawi dan kode Napoleon. Di negara-negara yang menerapkan hokum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hokum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi professional sektor swasta.
3.    Perpajakan
Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
4.    Ikatan Politik dan Ekonomi
Banyak negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh sistem pencatatan double entry yang berawal di Italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman pada saat Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan plan compactable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat Perang Dunia II.
5.    Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6.    Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7.    Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif, misalnya, tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8.    Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara. Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede yaitu:
a.    Individualism vs Collectivism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun dan saling tergantung.
b.   Large vs Small Power Distance adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.
c.    Strong vs Weak Uncertainty Avoidance adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman  dengan ambigitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
d.   Maskulintas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender ditekankan daripada hubungan dan perhatian.

Konvergensi
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili Presiden SBY) sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).

Akuntasi Internasional Berbeda dengan Akuntansi Lainnya
Untuk lebih jelasnya akuntansi internasional merupakan perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standart akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Dalam dunia bisnis dari tahun ketahun mengalami kompleksitas yang tentunya sangat membutuhkan ilmu akuntansi untuk itu akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan diperusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Dalam kondisi seperti ini akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Dimana inti dari tujuan akuntansi yaitu menyediaka ninformasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi sehingga efisien dan efektif. Dalam pengambilan suatu keputusan seseorang dituntut untuk memiliki faktor pendukung yang akurat salah satunya adalah informasi yang dihasilkan dalam suatu proses akuntansi. Keberhasilan suatu usaha atau bisnis selain diukur dari kinerja keuangan (laba) juga diukur dari keakuratan dalam menentukan sebuah keputusan yang diambil dari berbagai pilihan alternatif yang ada.
Bidang Akuntansi sangat beraneka ragam salah satunya adalah Akuntansi Intenasional. Akuntansi Internasional muncul karena adanya hubungan kerjasama / bisnis yang dilakukan antar-negara untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing negara. Dari transaksi internasional seperti ini yang menjadikan faktor pendukung munculnya akuntansi internasional. Dimana akuntansi internasional diharapkan dapat berperan sebagai pedoman untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepadapara pengguna laporan dinegara lain.
Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun lokal pada negara tertentu. Namun perlu kita ketahui bahwa proses akuntansi untuk setiap negara memiliki perbedaan. Dimana perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan dalam bidang budaya praktik bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Ada perbedaan akuntansi internasional dengan akuntansi lainnya adalah terletak pada :
1.      Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation)
2.      Batas Negara
3.      Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4.      Perpajakan Internasional
5.      Transaksi Internasional

Porsi Pengembangan Akuntansi Internasional
Choi et.al (1998:38) mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :
1.      Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan yang dikembangkan oleh Mueller yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar, meliputi; Pola makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin independen, dan pendekatan akuntansi seragam. Wolk & Tearney, (1992; 578) menggagas, bahwa secara teoritis ada tiga model yang disodorkan untuk menyeragamkan pemahaman mengenai akuntansi internasional, yaitu;
a.       Absolute Uniformity, berarti satu set standar akuntansi yang baik dalam satu format pelaporan keuangan akan berlaku di seluruh komunitas ekonomi internasional tanpa membeda-bedakan keadaan ekonomi dan kebutuhan pemakai.
b.      Circumstantial Uniformity, berdasarkan basis trans-nasional yang mengijinkan perbedaan metode akuntansi yang digunakan dimana keberadaan akuntansi ditunjukan.
c.       Purposive Uniformity, akan mempertimbangkan kedua keadaan perbedaan yang mendasarinya seperti halnya kebutuhan pemakai yang berbeda dan manfaatnya.
2.      Pengembangan Kerangka-Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang dikembangkan menggunakan dasar pikiran akuntansi sebagai suatu disiplin independen. Faktor-faktor internal atau intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis dan berhubungan secara horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur internal yang komprehensif dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi keuangan.
3.      Perusahaan Multinational (MNCs) sebagai agen pengembangan Akuntansi
Pada saat ini harmonisasi pengukuran akuntansi dan pengungkapan keuangan komprehensif masih jauh dari harapan. Meskipun demikian, dapat ditemui keinginan-keinginan untuk melihat harmonisasi akuntansi global yang lebih besar.
4.      Kebutuhan Akuntansi dari Negara Berkembang
Perhatian akuntansi di negara berkembang meliputi: (1) tipe sistem akuntansi yang sedang dibutuhkan dan (2) pendidikan dan sarana lalin apa yang harus dipakai negara sedang berkembang untuk memperbanyak akuntan terlatih. Cara yang lain adalah dengan transfer teknologi akuntansi negara maju yang dilakukan secara selektif.
5.      Fungsi Akuntansi dalam Ekonomi Terpusat
Perbedaan yang mendasar antara ekonomi pasar dan ekonomi terpusat adalah bahwa dalam ekonomi terpusat, semua aktivitas ekonomi yang substantif dikelola oleh pemerintah. Choi et. al (1998;52) menggambarkan perbedaan fungsi akuntansi dari ekonomi pasar dan ekonomi pusat dilihat dari struktur organisasi, pembukuan, pengendalian dan audit, dan referensi-referensi untuk follow up.

Sumber:
S.R., Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
http://noviantyrisca.blogspot.co.id diakses pada Selasa, 28 Februari 2017 pukul 06.17 WIB.